|
-Senyum Ceria Menyambut Rumah Baca AsmaNadia Al-Fathanah- |
"Saat kita punya impian
yang mulia, haqqul yaqin Allah akan membentangkan jalan seluas-luasnya, Allah
akan mengirimkan orang-orang yang tulus hatinya membantu kita untuk mewujudkan
impian tersebut, bahkan tanpa kita sadari.” Allahu Akbar.
Rumah Baca AsmaNadia Al-Fathanah adalah salah satu impian yang saya tuliskan di awal tahun 2016, seperti tahun lalu ketika orang-orang sibuk merayakan tahun baru masehi dengan hal-hal yang menghibur bagi mereka, saya malah memilih berdiam diri di kamar & memutuskan untuk menuliskan impian-impian yang insyaAllah akan diperjuangkan.
Sebenarnya impian untuk menghadirkan Rumah Baca di kampung sunyi ini, tepatnya Desa Salenrang yang dekat dengan tempat wisata Rammang-Rammang, sudah ada satu tahun lalu, saat saya mengisi form aplikasi Forum Indonesia Muda 17. Saat mengisi formulir kita mesti menuliskan essay yang isinya action plan pasca mengikuti pelatihan kepemudaan, kepemimpinan dan caracter building keren ini. Akhirnya saya memilih rencana untuk membuka rumah baca bagi warga setempat dimana kebanyakan masyarakat di kampung tersebut masih kurang perhatian terhadap pendidikan, padahal anak-anak mereka memiliki semangat untuk belajar, namun sebagian orang tua lebih mengutamakan pekerjaan yang menghasilkan uang yang bisa terbilang tidak seberapa.
Ide sederhana tersebut saya paparkan ke kakak-kakak alumni FIM Regional Makassar saat berkumpul di gedung phinisi dalam rangka bimbingan pengisian formulir FIM. Meskipun awalnya sempat tidak percaya diri setelah mendengar ide teman-teman yang wow. Tapi, alhamdulillah dengan pemaparan apa adanya, kakak-kakak terlihat antusias dan mensupport ide tersebut, dengan memberikan berbagai masukan, termasuk tenik penulisan essay action plan agar menarik untuk dibaca. Alhamdulillah, saya pun mencoba untuk menyusun kalimat demi kalimat sebisa saya, berhubung masih belajar nulis. Semangat.
Dengan sekuat do'a, alhamdulillah biiznillah saya menjadi bagian keluarga kunang-kunang, Fimers angkatan 17 Hatta Muda. Ternyata jodoh saya FIM 17 bukan FIM 16, kali kedua saya mendaftar FIM, akhirnya alhamdulillah. *Etss kok curhat yak? :)
Kembali ke leptop. #eaaa
Tahun lalu, 2015 dimana saya tengah galau, kebingungan, kepikiran terus, gimana yah caranya biar impian saya untuk merintis Rumah Baca bisa terwujud. Saya bertanya ke teman-teman, tapi belum juga menemukan titik terangnya, akhirnya minta bantuan om google, searching gimana caranya buka rumah baca. Tenterengggg, Allah memperlihatkan salah satu link SYARAT MEMBUKA RUMAH BACA ASMANADIA, dengan gembira tak terkira, deg degan, iya deg degan, saya mah gitu orangnya selalu deg-degan. :D
Saya baca dengan teliti. "Kayaknya menarik nih." pikirku, sambil berdo'a semoga ini jalannya untuk mewujudkan Rumah Baca di kampung. Karena tertera untuk pengajuan proposal bulan Maret & September maka saya cukup mengopi dan menyimpan file tersebut. InsyaAllah tahun 2016 akan diusahakan.
Dengan izin-Nya saya menargetkan di bulan Maret 2016 akan mengajukan proposal Rumah Baca AsmaNadia yang saya beri nama Al-Fathanah, jadi RUMAH BACA ASMANADIA AL-FATHANAH.
Sambil menunggu bulan Maret, saya searching lagi contoh proposal pembukaan rumah baca, alhamdulillah ada satu proposal yang sangat membantu, yakninya proposal Rumah Baca AsmaNadia Dharmasraya Sumbar. Semoga bantuannya berkah. aamiin. Karena saya orang yang masih termasuk gaptek alias gagap teknologi, proses pendownlodan proposal sempat membuat saya galau, sampai akhirnya saya memperbaiki niat dan berdo'a kepada yang Maha memiliki segala pengetahuan agar diberi jalan, alhamdulillah dengan Kun-Nya, akhirnya proposal bisa terdownload.
Tepat tanggal 26 Februari 2016, saya mencoba mengirim email ke Mas Kamal Ardhan yang sebagai penanggung jawab Rumah Baca AsmaNadia Pusat. "Assalamu'alaikum wr wb... Maaf Mas, untuk bulan Maret yang akan datang, bisa ngajuin proposal pengadaan rumah baca AsmaNadia untuk di kampung saya bisa gak ya? terima kasih mas."
Sejak hari itu aku berulang kali mengecek email, Berharap ada respon dari Mas Kamal. Namun sampai akhir bulan pun belum ada balasan pesan apapun, saya mulai cemas tapi tetap optimis. Tanpa sengaja di tanggal 7 Maret 2016, saya kembali membuka email dan mengecek inbox, saat itu saya kembali girang tak terkira. Mas Kamal membalas email "Bisa, silakan diajukan. trims."
Proposal yang sudah setengah jadi, dengan semangat kutargetkan selesai sebelum akhir bulan Maret. Tanggal 21 Maret 2016, saya kembali mengirim email ke Mas Kamal, "Alhamdulillah saya sudah kirim, semoga bisa terwujudkan. aamiin. Terima kasih Mas."
Alhamdulillah, proposal sudah terkirim. Sekarang tugas saya tawakkal, memperkuat do'a kepada Sang Maha Mewujudkan. Sayapun kembali berulang-ulang kali mengecek email, meskipun tidak pernah mendapat balasan email, saya mengharuskan diri berhusnudzon, insyaAllah kalau memang yang terbaik terwujudkan maka akan terwujudkan, tapi kalau yang terbaik belum terwujudkan maka ada hikmahnya. just it. Pokoknya Allah know lah yang terbaik buat kita.
***
Trrriiiiing, triingggg, triinggg.
Telepon genggamku berdering. Segera kuraih dan kulihat nomor baru tertera di layar ponsel. Segera kujawab dan terdengar suara laki-laki asing di seberang, entah siapa pikirku. Ternyata namanya Pak Dasrul setelah kutanya di akhir percakapan telepon.
Pak Dasrul : "Bu, dimana ini alamatta. Dusun Salenrang, Desa Salenrang, Kec. Bontoa?"
Saya : "Ohhh... di perbatasan Pangkep Maros itu Pak."
Pak Dasrul : "Ada kirimanta ini."
Saya : "Kiriman Pak? Darimana dan siapa pengirimnya Pak?" tanyaku sergap, penasaran.
Pak Dasrul : "Iye, dari Jakarta, pengirimnya Kamal."
Saya : "Iye Pak?" Tanyaku, ingin meyakinkan, sembari tersenyum bahagia penuh syukur, Ya Allah akhirnya terijabah.
Pak Dasrul : "Jadi jam berapa mau diambil kirimanta?"
Saya : "Maaf Pak, dimana alamatta?"
Pak Dasrul : "Di Mandai, depan rumah yang ada kubahnya."
Saya : "Ohhh iye Pak, kalau besok bagaimana Pak?"
Pak Dasrul : "Kalau besok, sekalianmi saja sayapi yang bawa karena rencana besok pagi mau ke Sigeri memancing. Saya star jam 6, kutelponjaki itu."
Saya : "Oh iye Pak, terima kasih banyak Pak."
Telepon berakhir. Semoga Allah senantiasa memberkahi langkah orang-orang yang berbuat baik dan memudahkan urusan orang lain.
Fajar menyingsing, saya dan bapak menuju jalan poros untuk menunggu Pak Dasrul. 5 menit kemudian Pak Dasrul menelpon dan memberitahu bahwa dia sudah dekat dari lokasi. Saya mengamati setiap kendaraan yang lewat. Sekitar 15 menit menunggu saya melihat mobil sedan warna abu-abu, dan tangan melamba-lambai seolah mengisyaratkan belia Pak Dasrul. Saya tersenyum, mobil sedan itu singgah. Kulihat ada 5 orang bapak-bapak di dalam, seorang bapak turun lebih awal, yang nampak dari penampilannya seperti seorang bos. Dan bapak yang menyetir mobil juga ikut turun dan disusul oleh bapak memakai baju warna krem kecoklatan yang tadi melambai, saya mengira-ngira beliau Pak Dasrul. Bapak yang menyetir tadi membuka bagasi mobil dan menurunkan paket besar yang dipenuhi lilitan lakban coklat, dan saya disuruh tanda tangan sebagai penerima. Perbincangan yang singkat akhirnya kami berpisah, berulang kali kuhaturkan terima kasih kepada mereka.
|
-Paket Inventaris Rumah Baca AsmaNadia Al-Fathanah-
|
Kini satu amanah umat ada di pundakku lagi. Hanya Allah pemilik kekuatan, lahaula walaquwwata illa billah. Semoga impian yang terwujud ini benar-benar bermanfaat untuk umat. Menjadi cahaya untuk negeri yang berkah ini. aamiin
Kelak, saya melihat kampung sunyi ini penuh dengan kebaikan, penuh cahaya. Bersama-sama kami akan saling memopong demi kebaikan.
Segala kebaikan yang diharapkan dari kehadiran Rumah Baca AsmaNadia di seluruh Indonesia bisa terwujud.
Terima kasih Rumah Baca AsmaNadia Pusat.
Mohon do'a teman-teman, semoga launching Rumah Baca AsmaNadia Al-Fathanah di bulan Mei, insyaAllah berjalan lancar. aamiiin
Mari Membaca.
IQRA'.
Semoga berkah.Amin
BalasHapusAamiin ya robbal 'alamin... Jazakallahu khairan katsira Kak... semoga ke depan bisaki saling bersinergi Kak, untuk adakan kegiatan" bermanfaat.
Hapus