Sudah lama, aku menunggu moment ini
moment dimana aku bisa bercerita lewat sebait puisi sederhana tentang seseorang yang hidupnya penuh kesederhanaan. Seseorang yang senantiasa berpeluh tapi tak pernah mengeluh. Seseorang yang senyumnya menguatkan jiwa dan raga. Seseorang yang cintanya dingin tapi penuh pembuktian. Seeorang yang selalu khawatir jangan-jangan aku kenapa-kenapa. Seseorang yang selalu berbohong katanya sehat-sehat saja tapi ternyata diam-diam menyembunyikan nyeri yang dirasakan.
Seorang pria sejati yang penuh ketulusan dalam menyayangi, yakninya Bapak.
Yah Bapak, begitulah biasa aku memanggilnya.
Bapakku tidak jauh bebeda dengan bapak-bapak yang lainnya, sangat serius dan kaku
Dia tidak pernah bisa menunjukkan rasa cintanya anak-anaknya
Bicara seperlunya
ketika aku membuat kesalahan, dia memarahiku, tapi dia akan cepat membaik
Yah Aku tahu bapakku mencintaiku
Hampir seluruh hidupnya ia habiskan demi menafkahi keluarga
Meskipun, terik matahari membakar kulitnya
Hujan mengguyur membasahi tubuhnya
Namun, Bapak tidak pernah menyerah
Bahkan beliau semakin kuat untuk berjuang
Sampai hari ini pun, diusiaku yang ke 22 tahun.
*bersambung
Komentar
Posting Komentar