Tepuk An-Nas oleh Santri TPQ Nur Alim

Tepuk An-Naas (Tepuk Tangan 3X) Nama surah (Tepuk Tangan 3X) An-Naas (Tepuk Tangan 3X) Artinya (Tepuk Tangan 3X) Manusia (Tepuk Tangan 3X) Jumlahnya (Tepuk Tangan 3X) Enam ayat (Tepuk Tangan 3X) Diturunkan (Tepuk Tangan 3X) Di Mekkah (Tepuk Tangan 3X) diperankan oleh (Inayah, Nadila, Nanda dan Aliyah) 😇

Aisyah Humaira

Seorang perempuan bertubuh kecil sebut saja namanya Icha. Semenjak Icha mulai akrab dengan seniornya yang akrab disapa Iman. Icha punya hobi baru, ia suka ngepoin Iman yang terkenal kalem dikalangan teman-teman ceweknya di kampus. Entah bagaimana Icha bisa akrab dengan Iman.
Selama ini Icha menganggap Iman bak Kakak sendiri, karena Icha ditakdirkan sebagai anak sulung. Begitupun Iman menganggap Icha sebagai adiknya karena Iman terlahir sebagai anak bungsu. Meskipun mereka jarang berkomunikasi, tapi ada-ada saja yang membuat mereka semakin akrab.
Semenjak Iman menderita sakit yang mengharuskan ia menjalani perawatan dalam waktu yang lama, Iman tidak pernah lagi datang ke kampus. Iman nyaris berhenti kuliah. Waktu terus berjalan, Icha akhirnya menyelesaikan studinya lebih duluan dari Iman.
***
Icha asyik mengotak-atik laptopnya. Ia mulai mengakses internet lalu membuka facebook. Keisengan Icha tiba-tiba muncul setelah melihat beranda Iman yang dipenuhi dengan postingan masalah pernikahan. Icha membuka pesan, sambil senyum-senyum sendiri.
Icha : “Kapan nikah senior?” (tanpa menanyakan kabar tiba-tiba langsung nanyakan perihal sakral, dasar Icha rese’).
Iman : “Hehe memangnya kenapa Cha, kok tiba-tiba nanya gituan? InsyaAllah kalau jodohnya udah ada.”
Icha : “Haha gak kok senior, kirain udah ada calon and tinggal tunggu undangan nih, soalnya postingan Kak Iman nikah-nikah mulu sih. Badewe jodoh itu dijemput Kak, jangan lama-lama ntar diambil orang lain haha.”
Iman : “Mmm, siapa juga yang mau dijemput Cha, kirain yang dijemput tuh orang yang sudah siap, but sampai saat ini kayaknya belum ada yang siap Cha, maaf jadinya curhat haha.”
Icha : “Mungkin saja selama ini Kak Iman suka ma seseorang, tapi Kak Iman aja yang masih ragu tuk menjemputnya. Haha, siapa tahu dia juga punya perasaan yang sama ma Kak Iman.” (Icha menasehati Iman dengan sok bijak)
Iman : “Hmm,,, bagus kalau dia juga suka ma saya, tapi ada lagu yang pernah saya dengar liriknya gini (Dibilang cinta tapi takut salah), nah itu bikin saya ragu sampai saat ini.”
Icha : “Haha,,,senior senior. Kak Iman kan belum nyoba, kok bisa ragu.”
Iman : “Ragu ditolak Cha. Kata teman-teman kamarku, biasanya kalau perempuan yang kita suka itu juga ada perasaannya ma kita pasti kentara, ada tanda-tanda gitu, tapi itu sih kata teman-teman hehe.”
Icha : (Dengan wajah geram, gemes ma ketidak pedean Iman) “Daripada disimpan-simpan terus, jadinya harap-harap cemas mulu, kan kalau sudah ditolak berarti sudah aman. So, Kak Iman kudu berusaha lebih keras lagi dan kalau memang bukan jodoh berarti ada yang lebih baik senior haha.”
Iman : “Kok aman sih, kalau ditolak Cha?”
Icha : “Haha, karena kita lebih yakin bahwa ada yang lebih baik atau mungkin belum waktunya. Oh iya Senior, kapan sih mau lamar tu perempuan?”
Iman : “Saya masih ragu Cha, apa dia mau terima aku atau nggak.”
Icha : “Yaelah Kak Iman, kalau gak berani nyoba pasti ragu terus, ibarat meraih impian nih, ada namanya kegagalan, jadi harus siap terima kenyataan saja. Badewe Icha Cuma sok tahu sih haha.”
Iman : “Nah, itu dia. Saya juga belum berpengalaman, Cha. Lagian aku masih belum yakin ma dia.”
Icha : “Kenapa belum yakin Senior?”
Iman : “Saya cuma ragu, mungkin saja dia sudah punya calon.”
Icha : “Haha kan ditanya dulu, siapa tahu belum, karena nungguin Kak Iman, ngomong-ngomong dia orang mana sih Senior?”
Iman : “Nungguin aku? Haha gak mungkin, soalnya banyak laki-laki yang lebih pantas untuk dia, Cha. Saya gak tahu asalnya dari mana.”
Icha : “Memang lebih banyak yang layak, tapi siapa tahu kalau Kak Iman jujur ke dia tentang perasaan Kak Iman, tiba-tiba dia langsung luluh, karena kebanyakan perempuan akan menerima laki-laki yang berani dan siap member kepastian. Ya Allah Senior, kok bisa gak tahu dia orang mana, so selama ini Kak Iman lihat dia dimana?”
Iman : “Dulu sering lihat dia di kampus, but setelah gak pernah ke kampus dan sampai sekarang saya gak pernah lagi lihat dia, sms dan chatting pun jarang.”
Icha : “Anak Fakultas Teknik atau apa? Siapa tahu Icha kenal ma dia, kan saya bisa bantu Kak Iman, kayak perantar gitu haha.” (Dengan semangat menggebu-gebu, Icha menawarkan diri sebagai perantara Iman dan calon iparnya)
Iman : “Fakultas Ekonomi, Cha.”
Icha : “Jurusan dan angkatan?”
Iman : “Baru aja selesai tahun kemarin.”
Icha : “Seriuuuuuussss? Berarti seangkatanku dong, ciyeee siapa namanya Kak? Ntar biar aku langsung sampaein ke orangnya.”
Iman : “Hehehehe. Badewe kenapa gak dari tadi nanyain namanya, Cha?”
Icha : “Haha…takutnya Kak Iman gak mau bilang ke saya siapa orangnya, jadi basa-basi dulu, sok jadi detective gitu. Jadi, siapa namanya?”
Agak lama membalasa pesan Icha.
Iman : “Saya merasa gak enak Cha, nyebut namanya.”
Icha : “Haha,,, Kak Iman Kak Iman. Jangan sungkan-sungkan, biar saya yang jadi perantara antar Kak Iman dan dia, kalau jodohkan Alhamdulillah J.”  
Iman : “Ntar kamu cuma ngetawain aku.”
Icha : “Haha,,,sebagai junior yang baik, pasti bukan Cuma ngetawain Kak Iman tapi juga berusaha bantu Kak Iman biar bisa dapatin pujaan hatinya yang selama ini disimpan-simpan. Serius, insyaAllah!”
Iman : “Masih ragu, Cha. Soalnya beberapa tahun yang lalu, saya pernah mancing-mancing dia, tapi dia gak merespon.”
Icha : “Haha… Cuma dipancing sih, coba langsung nyebur, pasti basah kuyup haha. Badewe sebenarnya kapan rencana Kak Iman mau nikah?”
Iman : “Yah, cari calonnya dulu lah baru nikah hehe.”
Icha : “Tapi target atau rencannya kapan, Senior?”
Iman : “Kalau masalah kapan saya tidak tahu Cha. Tergantung orang tua aja. Maunya sih cepat", karena mereka sudah tua. Tapi kalau saya tergantung jodoh saja. Pasangan saja belum ada, pa lagi mau nikah gimana caranya? Hehe.”
Icha : “Kalau gitu, ta’aruf saja dulu, soal cocok atau nggak, yah nanti dilihat. Kalau cocok Alhamdulillah, lanjut ke pelaminan. Berdo’a saja Kak Iman, semoga dimudahkan jalannya. Badewe namanya siapa sih? Penasaran nih.”
Iman : “Cha, aku dah beri tahu ke orangnya. Tapi, kayaknya dia nyuruh aku cari orang lain. Mungkin gitu maksud smsnya.”
Icha : “Serius? Namanya siapa sih? Trus jawabannya apa Kak? Beri tahu dong namanya, biar aku yang bilang ke dia, masa orang baik kayak Kak Iman mau ditolak? Haha.”
Iman : “Pernah saya bilang ke orangnya kalau saya suka cewek kayak dia. Oh iya Cha, ntar aku lanjut lagi yah.”

Adzan berkumandang. Chatting mereka terhenti. Sepertinya Icha mulai paham siapa perempuan yang sebenarnya Iman maksud.

Bersambung....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nur Azizah Natsir

Find Your Hobby!

Cara Ampuh Bersihkan Hati dengan Air Rendaman Kismis